DENPASAR, tuturbali.com – Aplikasi Peduli Lindungi sempat melejit saat pandemi covid-19. Kini, pembuat aplikasi Peduli Lindungi, bergabung di Djoin. Pembuat aplikasi tersebut tersebut juga pernah merintis Gojek dan Tokopedia (Goto). Ia bukan orang sembarangan. Lalu kenapa ia gabung di Djoin?.
Djoin merupakan aplikasi untuk membantu digitalisasi lembaga keuangan yang berdiri sejak 2020. Kini Djoin mengalami pertumbuhan positif dengan jumlah 76 mitra Djoin yang tersebar di 7 provinsi di Indonesia. Dari Bali, NTB, Maluku hingga Papua. Selama berkiprah, Djoin menawarkan sistem bagi lembaga keuangan.
Dharma Adi Pratidnya selaku Product Marketing Manager Djoin mengaku kehadian pembuat Peduli Lindungi dan perintis Goto ini menjadikan Djoin kian profesional. Di Djoin, pembuat Peduli Lindungi tersebut menjabat sebagai Direktur Produk.
“Harapan dengan kehadiran sosok profesional (mantan pembuat Peduli Lindungi dan perintis Goto), Djoin lebih maksimal dalam melayani lembaga keuangan di Bali,” tutur Dharma Adi Pratidnya.
Djoin hadir membentuk ekosistem keuangan digital bagi lembaga koperasi. “Apa yang dilakukan oleh bank, bisa dibangun oleh lembaga keuangan mikro seperti koperasi dan LPD,” tutur Dharma Adi Pratidnya.
Djoin membuat berbagai produk layanan, mulai dari aplikasi mobile banking, aplikasi e-collector serta produk yang dapat menunjang kebutuhan koperasi maupun Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali.
Produk yang ditawarkan oleh Djoin menjamin keamanan data lembaga keuangan. “Djoin memanfaatkan layanan berbasis cloud dari provider ternama yaitu Google dengan keamanan berstandar ISO. Dalam rangka menjaga keamanan data nasabah yang memang sangat penting supaya tidak tercecer dan hilang, Djoin mengacu pada UU PDP (Perlindungan Data Pribadi) yang berlaku,” ujar dia.
Dengan sistem keamanan yang terjamin, maka data bisa di back up dan tidak perlu khawatir. “Kami sudah dipercaya oleh 76 mitra. Kalau ada perubahan, kami gak kenakan biaya. Ketika ada pembuatan aturan, kami langsung up date. Kami ikuti sistem sesuai aturan pemerintah,” jelas dia.
Proses teknologi ini sama dengan bank. Kini banyak lembaga keuangan yang masih memakai kertas, sehingga rawan. Rawan dimanipulasi hingga rawan hilang dan sebagainya.
Jadi, Djoin hadir dengan menawarkan produk teknologi tersebut dengan paket Rp 65 juta. Akan tetapi, lembaga keuangan bisa memilih produk yang diperlukan. “Apakah koperasi mau core banking saja, atau notifikasi saja itu bisa. Jadi biaya bisa lebih rendah. Kalau hanya notifikasi biayanya Rp 3,5 juta,” jelas dia.
Dikatakan, produk Djoin Notifikasi juga tersambung ke WhatsApp koperasi dan nasabah. Notifikasi ini diperlukan untuk pemberitahuan tunggakan nasabah lengkap dengan alur pembayarannya. “Sekarang koperasi masih chat satu-satu, kalau mau menyampaikan sesuatu, pakai surat satu-satu tentu lama. Maka kami tawarkan pesan notifikasi ini mau dikirim kapan dan isinya apa. Tujuannya untuk mengoptimalkan penagihan anggota,” ujar dia.
Seperti di bank, ada jatuh tempo yang diingatkan oleh pihak bank. “Harapannya agar kredit macet koperasi bisa turun,” jelas dia.
Selanjutnya, apabila ada gangguan, pihaknya merespons dalam 30 menit dan perbaikan maksimal 3 hari. Diakui, pesaing Djoin bisa 3 kali lebih murah. Akan tetapi, yang perlu dipertimbangkan adalah jaminan keamanan data. “Keamanan data ini merupakan investasi. Menjaga data nasabah supaya tidak hilang dan tidak tercecer. Karena kami kerjasama dengan Google, kami berikan kualitas, pembaharuan data dan orang kami profesional,” ujar dia.
Dia membedakan, apabila orang itu selesai, tentunya banyak kendala seperti lupa password atau disalahgunakan. “Namun kami di Djoin terus melayani koperasi dengan aman dengan 80 tenaga Djoin yang berkantor di Jalan By Pass Ngurah Rai Denpasar,” jelas dia.
Djoin, bisa melayani lembaga keuangan mikro. Lebih lanjut dikatakan, sebanyak 76 lembaga yang sudah menggunakan Djoin ini rata-rata menggunakan produk core banking. “Jenis usahanya simpan pinjam, koperasi dan LPD. Produk ada e-collector, mobile banking. Jadi koperasi bisa transfer kemana saja antar bank dan antar rekening,” beber dia.
Dari rekening koperasi bisa ke bank. Begitu juga dari bank ke rekening koperasi juga bisa ditransfer lewat m-banking. Dharma Adi menambahkan, peserta 76 lembaga keuangan yang sudah gabung karena mobile banking dominan sudah paham manfaat Djoin. “Bahwa mayoritas penduduk sekarang gen milenial, gen z, bahkan gen alpha serba instan dan cepat,” ungkap dia. (TB01)