KLUNGKUNG, TUTURBALI.COM – Karya Caru Balik Sumpah, Melaspas, Mupuk Pedagingan, Ngenteg Linggih, Nyenuk, Mekebat Daun lan Nangun Ayu yang digelar di Merajan Agung Warih I Dewa Gede Ngurah Alang Sanja, Dusun Sema Agung, Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali, diisi dengan pembacaan lontar berusia 103 tahun, Jumat (15/9/2023).
Lontar tersebut dibacakan oleh Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali yang terdiri dari Sang Made Joni selaku Penyuluh Bahasa Bali Desa Tohpati, I Wayan Budayasa selaku Penyuluh Bahasa Bali Desa Pikat dan I Gede Agus Darma Putra selaku Dosen UNHI Denpasar.
Dosen UNHI Denpasar, I Gede Agus Darma Putra mengatakan bahwa pembacaan lontar di Dusun Semaagung tersebut merupakan salah satu pengabdian yang patut dilakukan oleh staf pengajar.
Dimana pembacaan tersebut masuk dalam salah satu Tri Dharma Perguruan tinggi, yakni pengabdian masyarakat. Melalui pengabdian ini, akademisi diharapkan dapat mengabdikan pengetahuannya sesuai dengan bidang keahlian.
Kemudian Penyuluh Bahasa Bali, Sang Made Joni jika pada kesempatan itu penyuluh Bahasa Bali menjalankan perannya dalam memelihara warisan leluhur.
“Sehingga melalui pembacaan lontar ini kita juga memberikan pemahaman tentang isi lontar atau pariagem untuk diketahui oleh penyungsung atau keturunannya. Serta diharapkan kepada masyarakat yang memiliki lontar agar dijaga atau dirawat dengan cara dikonservasi atau dibersihkan,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Panitia Karya Merajan Agung Warih I Dewa Gede Ngurah Alang Sanja, I Dewa Paban Riasa menjelaskan jika Karya Caru Balik Sumpah, Melaspas, Mupuk Pedagingan, Ngenteg Linggih, Nyenuk, Mekebat Daun lan Nangun Ayu ini terakhir kali dilaksanakan pada tahun 1979 silam.
“Sehingga sudah berlalu 44 tahun. Dan di tahun ini kami bersyukur bisa menyelenggarakan karya ini kembali,” tegasnya.
Ditambahkannya jika tujuan dibacakannya lontar atau prasasti ini adalah untuk mengetahui isi dari pariagem yang disungsung di Merajan Agung Warih I Dewa Gede Ngurah Alang Sanja.
“Yang usianya sudah lebih dari 100 tahun. Sehingga kita tahu lelintihan dan dimana saja semeton kita berada. Sekaligus untuk mengingatkan kepada generasi muda kita supaya selalu Eling dengan leluhur Ida Bhatara Lelangit dan Pemijilan kita,” paparnya.
Pembacaan lontar itu turut dihadiri oleh pemucuk atau pengurus Maha Gotra Tirta Harum Provinsi Bali, Maha Gotra Tirta Harum Kabupaten Klungkung, Penglingsir Puri Denpasar (Bangli), Puri Dencarik, dan Puri Susut.